Indonesia Undercover
Potret Kemiskinan di Indonesia
Badan Pusat Statistik melaporkan jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2017 mencapai 27,77 juta orang.
https://gimg.kumpar.com/kumpar/image/upload/v1500291079/jqj9gzcotmm73bh5g4rg.jpg |
Jumlah tersebut meningkat 10,7 persen dibandingkan September 2016 yang mencapai 27,76 juta orang.
https://gimg.kumpar.com/kumpar/image/upload/v1500291074/nkebtrxafhenzc8eelkg.jpg |
Menurut data BPS, indeks kedalaman kemiskinan pada September 2016 adalah 1,74 dan Maret 2017 menjadi 1,83.
https://gimg.kumpar.com/kumpar/image/upload/v1500291076/uvgx4vbiyur1393hyovh.jpg |
Kemiskinan nampaknya takpernah lepas dari sebuah negara, meskipun angka nya relatif kecil. Biasanya negara di asia dan afrika lah yang mempunyai angka kemiskinan yang cukup tinggi. Penyebab kemiskinan sangat lah banyak, berikut ini penyebab menurut wikipedia. Diantaranya adalah :
- Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan.
- Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga.
- Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.
- Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.
- Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Yang menarik adalah penyebab kemiskinan yang berasal dari perilaku, pilihan, dan kemampuan simiskin. Dari sini bisa kita garis bawahi secara langsung bahwa jika ingin memberantas kemiskinan adalah dari diri si miskin itu sendiri apakah dia ingin berubah atau tidak. Jika si miskin tidak ingin merubah nasib hidup dan dia terima dengan keadaannya, mustahil bagi pemerintah untuk memberantas kemiskinan.
Menurut penulis sendiri, faktor yang membuat karakter malas untuk merubah kehidupan kemiskinan adalah cuaca. Jika cuaca tropis yang nyaman seperti di indonesia ini, maka menjalani kehidupan pun akan sangat mudah. Berbeda dengan negara barat yang memiliki musim dingin, yang itu berarti setiap individu harus memiliki setidaknya rumah yang layak hingga pakaian yang layak dipakai untuk musim dingin dan stok makanan yang cukup. Jika setiap individu tidak dapat memenuhi kebutuh tersebut maka dapat terkena hipotermia, batuk darah, yang dapat mengarah kematian. Itu mengapa negara dengan cuaca tropis memiliki angka kemiskinan yang cukup tinggi, karena hidup disini sangat mudah dan hanya perlu memikirkan makanan tanpa perlu tempat tinggal pun bisa tidur dimana saja.
Penyebab kemiskinan yang lain menurut penulis adalah, setiap orang yang tinggal di kota besar tidak tinggal di tempat yang seharusnya. Maksudnya adalah, bisa kita lihat seperti foto diatas, potret kemiskinan diatas bisa kita kenali berada di pinggir laut dekat dengan pelabuhan barang tempat kapal kapal besar berlalu lalang. Dan bisa kita lihat mata pencaharian masyarakatnya adalah sebagai pengumpul kerang dan sampah. Tentu mata pencaharian itu tidak dapat mendongkrak ekonomi keluarga. Untuk menambak ikan atau memancing pun tidak bisa karena dekat dengan palubahan barang dan pembuangan limbah domestik maupun pabrik. Mungkin solusinya adalah memindahkan penduduk ke pulau lain yang memiliki sumber daya laut yang dapat di hasilkan oleh masyarakat yang notabene nya sesuai dengan pekerjaan sebelumnya. Indonesia mempunyai ribuan pulau, menempatkan masyarkat pinggir jakarta atau kota lain untuk mengexplore hasil laut dan mengelola pulai tersebut untuk destinasi wisata, mungkin dapat menjadi solusi kemiskinan indonesia dan kepadatan kota kota besar lainnya. Memang berat rasanya meninggalkan tempat kelahiran, tetapi untuk masa depan anak cucu kita, dan bangsa ini, ini mungkin bisa menjadi sesuatu yang dapat di pertimbangkan.
Ketika sedang membangun ekonomi alangkah lebih baik diiringi dengan pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang dapat membangun kreatifitas sesuai dengan bidang yang diminati. Karena sepengalaman penulis, mendatangi sekolah atau kampus untuk belajar yang tak diminati hanya akan membuat waktu terbuang percuma. Karena kita melakukannya setengah hati. Kita lebih rela belajar lebih lama dengan pelajaran yang diminati dibanding dengan yang tidak. Pendidikan juga bertujuan untuk membangun mindset serta perilaku setiap individu. Setelah ekonomi membaik, barulah merevolusi pendidikan secara besar besaran.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
https://kumparan.com/@kumparannews/potret-kemiskinan-di-indonesia
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
https://kumparan.com/@kumparannews/potret-kemiskinan-di-indonesia
Comments
Post a Comment